Six Sigma Pengertian dan Perbedaannya dengan ISO
ISO dan Six Sigma merupakan metode populer yang telah dipakai oleh banyak perusahaan di berbagai negara. Kedua metode ini memiliki peran dan manfaat dalam mendorong perusahaan dalam meningkatkan kinerja bisnis.
Penerapan ISO atau pun Six Sigma akan membantu perusahaan untuk tetap memiliki daya saing di tengah kondisi pasar global. Sebab tanpa standar mutu yang tidak jelas, atau kualitas produksi yang tidak sesuai dengan pasar, akan membuat perusahaan sulit bertahan dalam persaingan bisnis yang semakin kompetitif.
Bagaimana cara kerja ISO atau Six Sigma untuk membantu kinerja perusahaan? Apakah kedua metode ini sama atau berbeda? Atau apakah kedua metode ini bisa digunakan bersamaan? Berikut penjelasannya lebih lanjut.
Six Sigma adalah alat manajemen yang fokus pada pengendalian kualitas produk dengan mendalami sistem produksi perusahaan secara keseluruhan dan berkelanjutan. Tujuan utama dari Six Sigma untuk meningkatkan performa dan menurunkan kemungkinan kesalahan perusahaan seperti cacat produksi hingga memangkas waktu dan biaya produksi agar lebih efisien.
Berdasarkan nama Six Sigma berasal dari kata “Six” yang berarti enam dan “Sigma” yang berarti standar deviasi. Six Sigma dikembangkan dari metodologi kurva lonceng statistika yaitu satu sigma menggambarkan satu standar deviasi dari mean atau rata-rata.
Six Sigma akan membantu perusahaan untuk menemukan dan mengurangi penyebab dari kesalahan yang berdampak pada kualitas produk. Kemudian mendorong perusahaan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas produk agar lebih baik.
Perbedaan antara Six Sigma dan ISO
- Sertifikasi
ISO memiliki badan sertifikasi untuk setiap perusahaan yang telah menerapkan standar ISO. Sementara Six Sigma mensertifikasi individu dan tidak memiliki badan sertifikasi. - Ruang Lingkup
ISO fokus dalam membangun penyelarasan standar dan kepatuhan perusahaan agar seluruh produk yang dihasilkan selalu sesuai dengan perencanaan. Contohnya, hasil produksi pada perusahaan induk dan pada perusahaan cabang sama-sama menghasilkan produk dengan kualitas yang serupa. Sedangkan Six Sigma fokus pada perubahan dan peningkatan kualitas yang lebih baik. Terutama dalam mencegah adanya produk yang cacat, memangkas biaya dan waktu agar lebih efisien. - Pendekatan Metodologi
Sebagian standar ISO menerapkan siklus Plan-Do-Check-Act yang digunakan untuk perbaikan sistem. Di mana perusahaan harus melakukan siklus tersebut secara berkelanjutan.Six Sigma memiliki dua metode dalam penerapannya yaitu Define, Measure, Analyze, Improve, Control (DMAIC) dan Define, Measure, Analyze, Design, Validate (DMADV).Metode DMAIC bertujuan untuk mengembangkan produk atau jasa untuk meningkatkan kepuasan konsumen. Sedangkan metode DMADV digunakan untuk mendesain ulang proses manufaktur produk baru.
Meski memiliki sejumlah perbedaan, namun ISO dan Six Sigma memiliki persamaan yang mendasar yaitu membantu kinerja perusahaan agar lebih baik, mendorong perusahaan agar terus menjaga kualitas produk agar tetap bisa memiliki daya saing di tengah perkembangan pasar global. Bahkan kedua metode ini, ISO dan Six Sigma dapat dikolaborasikan oleh perusahaan agar mendapatkan hasil yang lebih maksimal.